I.


PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang
Benthos merupakan semua organisme yang
hidup di dasar perairan. Berdasarkan pada ukurannya, benthos dikelompokkan
menjadi Makrobentos (tersarin dengan alat saringan bertingkat atau SIEVE SET.
US 30) dan Mikrobentos, menurut Fachrul (2007) ukuran bentos diantaranya adalah
Makrobentos yaitu 1,0 mm – 5,0 mm, Mesobentos yatu 0,1 mm - 1,0 mm dan
Mikrobentos yatu , 0,1 mm. Sedangkan menurut batasan biologis digolongkan
menjadi Fitobentos (golongan tumbuhan) dan Zoobentos (golongan hewan).
Zoobentos yang hidup diperairan dasar perairan digolongkan menjadi Epifauna,
sedangkan zoobentos yang hidup di dalam dasar perairan disebut Infauna.
Organisme benthos ini meliputi jenis-jenis
dari kelompokProtozoa, Sponge, Coelenterata, Rotifera, Nematoda, Bryozoa,
Decapoda, Ostracoda, Cladocera, Copepoda, Pelecypoda,Gastropoda, Insekta, dan
Lintah. Keberadaab hewn ini dipengaruhi oleh kondisi fisik (substat, kekeruhan,
arus, kedalman, dan suhu), disamping juga di pengaruhi oleh faktor kimia (pH, O2,
dan bahan-bahan toksik) dan faktor biologi (predator dan kompetetifor).
Pengumpulan contoh benthos di danau atau
di sumgai yang berarus lemah serta substrat dasar yangg lunak, umumnya
menggunakan Eckman Grab. Sedangkan untuk mengumpulkan contoh benthos di sungai
yang dangkal dan substrat dasar yang keras/berbatuan digunakan Surber atau
Square-Foot Sampler dan atau bingkai kuadrat. Untuk perairan pantai atau bagian
laut yang dangkal, benthos apat dikumpulkan dengan menggunakan bingkai kuadrat
dan Eckman Grab. Sedangkan untuk perairan laut yang dalam atau perairan laut
yang dangkal serta danau yang dalam dengan substrat dasarnya keras digunakan
Petersan Grab atau Smith-Mc Intyre Grab atau Ongel Peel Sampler atau Shipek
Grab. Pengumpulan benthos pada masing-masing lokasi dapat secara acak maupun
secara stratifikasi.
1.2. Tujuan
Pratikum
Adapun tujuan dari praktikum Benthos ini adalah agar
praktikan mengetahui jenis, keragaman, keseragaman (kesamaan) dari Benthos di
perairan yang di dapat saat praktikum langsung ke lapangan, dalam hal ini
bertempat di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universiatas Riau.
1. 3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Benthos ini adalah agar mahasiswa
sebagai praktikan dapat mengetahui jenis, keragaman maupun keseragaman dari
populas Benthos dari perairan di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan
Universitas Riau.
II.

TINJAUAN PUSTAKA


Benthos
adalah organisme ( fitobenthos atau hewani atao zoobenthos) yang hidup atau
tinggal didalam dan diatas sediment didasar suatu perairan (penuntun buku
pratikum, 2012).
Organisme
benthos ini meliputi jenis- jenis dari kelompok protozoa, sponge, coelentrata,
rotifera dan lainnya. Keberadaan hewan ini dipengaruhi oleh kondisi fisik,
disamping itu juga dipengaruhi oeh factor kimia dan factor biologi (Haryani. S,
2001).
Hehanusa (2000) benthos adalah organisme yang
hidup dipermukaan atau didalam sediment dasar suatu badan air. Berdasarkan
ukurannya, benthos dikelompokan menjadi 3 yaitu: mikrobenthos, meiobenthos,
makrobenthos.
Menurut
(Santika, 2000) benthos merupakan brbagai jenis organisme yang mendiami suatu
perairan . Benthos yang hidup diatas dasar perairan disebut dengan epifauna,
sedangkan benthos yang hidup membenamkan diri atau membuat lubang pada substrat
lunak disebut dengan infauna.
Menurut
Asriyanto (2000) makrobenthos adalah hewan benthos yang tidak lolos dari ayakan
dengan luas mata saring 1 mm2. yang ternasuk kedalam makrobenthos
antara lain insekta, annelida, bivalve dan gastropoda.
Untuk mendapatkan sampel benthos diperlukan
alat saring (Sieve Set US 30) yang ukuran mata saringnya (mesh size)
disesuaikan dengan ukuran organisme yang akan ditangkap. Metode pengambilan
sampel benthos menurut Suin (2002) dapt dilakukan dengan: 1) Metode Kolonisasi
(dengan Container sampler atau Core sampler), 2) Metode perangkap (dengan Trap
sampler), dan 3) Metode tngkap segera (immediate sampler dengan Surbur, Pipa
paralon, Eckman grab, atau Petersen grab), (Buku Penuntun Praktikum Ekoper
2012).
Nyabakken (2001)
menyatakan bahwa kelompok pemakan suspensi (filter feeder) dominan terdapat di
substrat pasir. Sementara pemakan deposit (deposit feeder) di temukan di
substrat lumpur.
Odum (2000), membagi
organisme air tawar berdasarkan bentuk kehidupan atau kebiasaan hidupnya dimana
salah stunya adalah benthos. Menurutnya, Benthos adalah jasad-jasad nabati atau
hewani yang hidup di permukaan dasar atau dalam suatu perairan.
Hawkes (2003)
mengemukakan beberapa faktor yang mmpengaruhi keberadaan benthos di perairan
seperti penetrasi cahaya yang berpengaruh terhadap suhu air, kandungan unsur
kimia seperti oksigen terlarut, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical
Oxygen Demand (COD) dan kandungan ion hidrogen (pH), dan muatan padatan
tersuspensi (MPT).
Peranan benthos di
perairan adalah:
1. Mampu memdaur
ulang bahan organik
2. Membatu proses
mineralisasi
3. Menduduki
posisi penting dalam rantai makanan
4. Indikator
pencemar, karena siklus hidupnya yang panjng dan sifat pergerakan yang
terbatas. ( Buku Penuntun Praktikum, 2012).
III.
BAHAN DAN METODE

3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Ekologi Perairan di
laksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 Maret 2012 pada pukul 13.15 WIB – 15.00
WIB. Praktikum tersebut bertempat di
Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan, dan penelitian dilapangan bertempat di
waduk, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2
Alat dan Bahan
Bahan yang
digunakan untuk praktikum “Benthos” adalah sample benthos itu sendiri yang di dapat melalui air
di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. Sedangkan alat yang digunakan
selama kegiatan praktikum berlangsung antar lain: Pipa paralon, Cawan petri,
saringan, dan ember.
3.3
Metode Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan metode mengambil
data langsung di lapangan, kemudian dianalisis dan diidentifikasi di
laboratorium untuk menentukan jenis
dari benthos yang telah di dapat di waduk. Selain itu juga dihitung dengan
menggunakan rumus kelimpahan benthos untuk mengetahui keragaman maupun
keseragamannya.
3.4
Prosedur Praktikum
Sesuai dengan praktikum
yang telah dilakukan, metode yang digunakan untuk mendapatkan sampel benthos
adalah dengan metode tangkap segera dengan menggunakan Pipa paralon.
Ada pun prosedur nya adalah:
·
Pertama adalah mengambil Pipa paralon, kemudian
masuk ke perairan yang akan diambil sampelnya.
·
Masukkan pipa paralon tersebut perlahan, tahan
bagian atas nya dan tekan hingga dasar pipa paralon penembus lapisan dasar
perairan.
·
Kemudian miringkan pipa paralon tersebut dengan
kemiringan sudun 45 o C
·
Angkat perlahan pipa paralon tersebut, dan tetap
tahan lubang bagian atas pipa agar material yang terbawa oel dasar pipa tidak
jatuh.
·
Setelah itu, saring substrat yang terbawa dengan
menggunakan saringan, hingga yang tersisa hanya organisme-organisme benthos
yang hidup di perairan tersebut.
·
Setelah sampel sudah cukup, bawa sampel tesebut ke
laboratorium untuk dianalisis dan diidentifikasi.
·
Kemudian buka buku identifikasi, tentukan spesies
dari benthos yang telah diteukan tersebut.
·
Gambar dan beri keterangan spesies dari benthos
tersebut kedalam buku hasil praktikum.
·
Lalu hitung keragaman dari seluruh benthos yang
telah didapat dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tercantum didalm buku
penuntun praktiku Ekologi Perairan.
·
Buat kesimpulan dari analisis yang telah dibuat.
|
Keterangan:
K : Kelimpahan benthos (ind/l)
P : Individu yang ditemukan
10.000 :Merupakan
kalibrasi dari 1 meter perkiraan kawasan
pelemparan alat (1 meter x 1 meter atau 100 cm x 100 cm)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Menentukan Nilai Kelimpahan Benthos
Tabel 5. Hasil perhitungan kelimpahan Benthos:
Nama Jenis
|
Jumlah individu ditemukan (ind)
|
Luas bukaan alat yang digunakan (cm2)
|
Nilai kelimpahan janis (ind/m2)
|
Rissoa sa
|
2
|
Î r2t
3,14x(2,5)2x20
= 392,5
|
50,955
|
Auger shell
|
1
|
25,477
|
|
Marshallora advensa
|
15
|
382,165
|
|
Simnia patuh
|
3
|
76,433
|
|
Total
|
21
|
|
535,03
|
4.1.2. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
Tabel 6. Perhitungan keanekaragaman jenis
benthos:
No
|
Nama jenis
|
Kelimpahan
(ni)
|
pi=ni
N
|
Log pi
|
Log2 pi
|
pi log2 pi
|
1
|
Rissoa sa
|
50,955
|
0,095
|
-1,022
|
-3,393
|
-0,322
|
2
|
Auger shell
|
25,477
|
0,047
|
-1,327
|
-4,405
|
-0,207
|
3
|
Marshallora advensa
|
382,165
|
0,714
|
-0,14
|
-0,465
|
-0,332
|
4
|
Simnia patuh
|
76,433
|
0,142
|
-0,84
|
-2,789
|
-0,396
|
|
Total
|
535,03
|
|
|
|
-1,257
|
Nilai indeks H’= 1,257
4.1.3. Indeks Dominasi Jenis (C’)
Tabel 7. Perhitungan dominasi jenis
benthos:
No
|
Nama
jenis
|
Kelimpahan
|
(ni/N)
= pi
|
(ni/N)2
= pi2
|
1
|
Rissoa sa
|
50,955
|
0,095
|
0,000902
|
2
|
Auger shell
|
25,477
|
0,047
|
0,00022
|
3
|
Marshallora advensa
|
382,165
|
0,714
|
0,509
|
4
|
Simnia patuh
|
76,433
|
0,142
|
0,176
|
|
Total
|
535,03
|
|
∑=0,696
|
Maka, nilai
indeks C’ = 0,696
4.1.3. Indeks Keseragaman Jenis (E)
Tabel 4. Perhitungan keseragaman jenis benthos:
No
|
Nama
jenis
|
1
|
Rissoa sa
|
2
|
Auger shell
|
3
|
Marshallora advensa
|
4
|
Simnia patuh
|
|
Total = 4 jenis
|
Maka nilai indeks keseragaman jenis (E) Nilai = 0,631
4.2.Pembahasan
Setelah ada pengidentifikasian terhadap
sampel yang telah ditemukan di lapangan, didapat pembahasan tentang benthos
yaitu:
4.2.1.
Kelimpahan Benthos
Dari hasil pengidentifikasian didapat 4
jenis benthos yang ditemukan di waduk yaitu: Rissoa sa yang berjumlah 2 individu dengan nilai kelimpahan 50,955
ind/m2, Auger shell yang
berjumlah 1 individu dengan nilai kelimpahan 25,477 ind/m2, Marshallora advensa yang berjumlah 15
individu dengan nilai kelimpahan 382,165 ind/m2 dan Simnia patuh yang berjumlah 3 individu
dengan nilai kelimpahan 76, 433.
4.2.2.
Keanekaragaman Jenis Benthos
Dengan menggunakan rumus keanekaragaman
yang telah ditentukan, di dapat nilai indeks keanekaragaman jenis untuk benthos
sebesar 1,257. Berarti 1 < d (H’)
3 maka sebaran
individu sedang atau keragamannnya sedang jadi lingkungan tersebut mengalami
gangguan (tekanan) yang sedang atau struktur organisme yang ada sedang.
(Menurut Shannon Weiner dalam Odum, 1971).

4.2.3.
Dominasi Jenis Benthos
Setelah dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus dominasi jenis didapat nilai indeks dominasi jenis untuk
benthos adalah sebesar 0,696. Berarti nilai C’ (Indeks dominasi) jenis dari
plankton yang didapat antara 0-1, karena C’ yang didapat sebesar 0,696, maka
nilai C’ mendekati 1 jadi ada jenis benthos yang mendominasi perairan waduk
tersebut. (Menurut Shannon Weiner dalam Odum, 1971).
4.2.4.
Keseragaman Jenis Benthos
Dengan menggunakan rumus keseragaman jenis
yang telah tercantum didalam buku penuntun praktikum, maka didapat nilai indeks
keseragaman jenis dari benthos yaitu sebesar 0,631. Karena nilai indeks
keseragaman jenis (E) < 0,5 berarti keseragaman organisme dalam perairan
dalam hal ini adalah waduk sebagai objek penelitian berada dalam keadaan tidak
seimbang, dimana terjadi persaingan baik terhadap tempat maupun terhadap
makanan. (Menurut Weber, 1973).
V.
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari hasil analisis dan identifikasi mengenai Benthos, dapat disimpulkan
bahwa di perairan waduk fakultasa Perikanan dan Ilmu kelauatan, Universitas
Riau memiliki tingkat kesuburan yang tinggi apabila dilihat dari segi populasi benthosnya tergolong masih
belum ada keragaman yang ada.
Berdasarkan perhitungan keanekaragaman dari benthos, sebaran individunya sedang
atau keragamannnya sedang jadi lingkungan tersebut mengalami gangguan (tekanan)
yang sedang atau struktur organisme yang ada sedang.
Dilihat dari nilai dominasi
benthos, keseragaman organisme nya berada dalam keadaan tidak seimbang, dimana terjadi
persaingan baik terhadap tempat maupun terhadap makanan.
4.2.Saran
Dalam proses pelaksanaan praktikum ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan yang perlu diperhatikan, bahwa mahasiswa sebagai praktikan perlu lebih serius dan disiplin dalam
segala hal guna memaksimalkan tujuan yang akan dicapai setelah praktikum.
Demi
kelancaran dari Praktikum ini pada waktu yang akan datang alangkah baiknya jika
kita semua dapat memahami dengan sepenuhnya tentang semua materi, prosedur dan bahan yang dijadikan sample pada waktu praktikum
dilaksanakan sehingga kita dapat mengetahui beberapa literature pendukung atau
ilmu yang akan dijadikan acuan pada saat melakukan praktikum. serta diharapkan
sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan pratikum ini dapat cukup memadai sehingga memudahkan objek yang akan kita teliti.
Selain itu, hal yang sangat terpenting adalah agar praktikan membaca buku
penuntun praktikum sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan. Guna memperlancar
dan mempermudah para asisten dalam memberikan instruksi selama prakikum
berlangsung, sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan efisien.