Sabtu, 19 Oktober 2013

BENTHOS



I.       PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
Benthos merupakan semua organisme yang hidup di dasar perairan. Berdasarkan pada ukurannya, benthos dikelompokkan menjadi Makrobentos (tersarin dengan alat saringan bertingkat atau SIEVE SET. US 30) dan Mikrobentos, menurut Fachrul (2007) ukuran bentos diantaranya adalah Makrobentos yaitu 1,0 mm – 5,0 mm, Mesobentos yatu 0,1 mm - 1,0 mm dan Mikrobentos yatu , 0,1 mm. Sedangkan menurut batasan biologis digolongkan menjadi Fitobentos (golongan tumbuhan) dan Zoobentos (golongan hewan). Zoobentos yang hidup diperairan dasar perairan digolongkan menjadi Epifauna, sedangkan zoobentos yang hidup di dalam dasar perairan disebut Infauna.
Organisme benthos ini meliputi jenis-jenis dari kelompokProtozoa, Sponge, Coelenterata, Rotifera, Nematoda, Bryozoa, Decapoda, Ostracoda, Cladocera, Copepoda, Pelecypoda,Gastropoda, Insekta, dan Lintah. Keberadaab hewn ini dipengaruhi oleh kondisi fisik (substat, kekeruhan, arus, kedalman, dan suhu), disamping juga di pengaruhi oleh faktor kimia (pH, O2, dan bahan-bahan toksik) dan faktor biologi (predator dan kompetetifor).
Pengumpulan contoh benthos di danau atau di sumgai yang berarus lemah serta substrat dasar yangg lunak, umumnya menggunakan Eckman Grab. Sedangkan untuk mengumpulkan contoh benthos di sungai yang dangkal dan substrat dasar yang keras/berbatuan digunakan Surber atau Square-Foot Sampler dan atau bingkai kuadrat. Untuk perairan pantai atau bagian laut yang dangkal, benthos apat dikumpulkan dengan menggunakan bingkai kuadrat dan Eckman Grab. Sedangkan untuk perairan laut yang dalam atau perairan laut yang dangkal serta danau yang dalam dengan substrat dasarnya keras digunakan Petersan Grab atau Smith-Mc Intyre Grab atau Ongel Peel Sampler atau Shipek Grab. Pengumpulan benthos pada masing-masing lokasi dapat secara acak maupun secara stratifikasi.


1.2. Tujuan Pratikum
            Adapun tujuan dari praktikum Benthos ini adalah agar praktikan mengetahui jenis, keragaman, keseragaman (kesamaan) dari Benthos di perairan yang di dapat saat praktikum langsung ke lapangan, dalam hal ini bertempat di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universiatas Riau.


1. 3. Manfaat Praktikum
            Manfaat dari praktikum Benthos ini adalah agar mahasiswa sebagai praktikan dapat mengetahui jenis, keragaman maupun keseragaman dari populas Benthos dari perairan di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Riau.





II.                TINJAUAN PUSTAKA

Benthos adalah organisme ( fitobenthos atau hewani atao zoobenthos) yang hidup atau tinggal didalam dan diatas sediment didasar suatu perairan (penuntun  buku pratikum, 2012).
            Organisme benthos ini meliputi jenis- jenis dari kelompok protozoa, sponge, coelentrata, rotifera dan lainnya. Keberadaan hewan ini dipengaruhi oleh kondisi fisik, disamping itu juga dipengaruhi oeh factor kimia dan factor biologi (Haryani. S, 2001).                 
            Hehanusa (2000) benthos adalah organisme yang hidup dipermukaan atau didalam sediment dasar suatu badan air. Berdasarkan ukurannya, benthos dikelompokan menjadi 3 yaitu: mikrobenthos, meiobenthos, makrobenthos.
            Menurut (Santika, 2000) benthos merupakan brbagai jenis organisme yang mendiami suatu perairan . Benthos yang hidup diatas dasar perairan disebut dengan epifauna, sedangkan benthos yang hidup membenamkan diri atau membuat lubang pada substrat lunak disebut dengan infauna.
            Menurut Asriyanto (2000) makrobenthos adalah hewan benthos yang tidak lolos dari ayakan dengan luas mata saring 1 mm2. yang ternasuk kedalam makrobenthos antara lain insekta, annelida, bivalve dan gastropoda. 
            Untuk mendapatkan sampel benthos diperlukan alat saring (Sieve Set US 30) yang ukuran mata saringnya (mesh size) disesuaikan dengan ukuran organisme yang akan ditangkap. Metode pengambilan sampel benthos menurut Suin (2002) dapt dilakukan dengan: 1) Metode Kolonisasi (dengan Container sampler atau Core sampler), 2) Metode perangkap (dengan Trap sampler), dan 3) Metode tngkap segera (immediate sampler dengan Surbur, Pipa paralon, Eckman grab, atau Petersen grab), (Buku Penuntun Praktikum Ekoper 2012).
Nyabakken (2001) menyatakan bahwa kelompok pemakan suspensi (filter feeder) dominan terdapat di substrat pasir. Sementara pemakan deposit (deposit feeder) di temukan di substrat lumpur.
Odum (2000), membagi organisme air tawar berdasarkan bentuk kehidupan atau kebiasaan hidupnya dimana salah stunya adalah benthos. Menurutnya, Benthos adalah jasad-jasad nabati atau hewani yang hidup di permukaan dasar atau dalam suatu perairan.
Hawkes (2003) mengemukakan beberapa faktor yang mmpengaruhi keberadaan benthos di perairan seperti penetrasi cahaya yang berpengaruh terhadap suhu air, kandungan unsur kimia seperti oksigen terlarut, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan kandungan ion hidrogen (pH), dan muatan padatan tersuspensi (MPT).
Peranan benthos di perairan adalah:
1.      Mampu memdaur ulang bahan organik
2.      Membatu proses mineralisasi
3.      Menduduki posisi penting dalam rantai makanan
4.      Indikator pencemar, karena siklus hidupnya yang panjng dan sifat pergerakan yang terbatas. ( Buku Penuntun Praktikum, 2012).




III.             BAHAN DAN METODE

3.1              Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Ekologi Perairan di laksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 Maret 2012 pada pukul 13.15 WIB – 15.00 WIB. Praktikum tersebut bertempat  di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan, dan penelitian dilapangan bertempat di waduk, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 

3.2              Alat dan Bahan
            Bahan yang digunakan untuk praktikum “Benthos” adalah sample  benthos itu sendiri yang di dapat melalui air di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan. Sedangkan alat yang digunakan selama kegiatan praktikum berlangsung antar lain: Pipa paralon, Cawan petri, saringan, dan ember.

3.3       Metode Praktikum
            Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan menggunakan metode mengambil data langsung di lapangan, kemudian dianalisis dan diidentifikasi di laboratorium untuk menentukan jenis dari benthos yang telah di dapat di waduk. Selain itu juga dihitung dengan menggunakan rumus kelimpahan benthos untuk mengetahui keragaman maupun keseragamannya.



3.4       Prosedur Praktikum
            Sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan, metode yang digunakan untuk mendapatkan sampel benthos adalah dengan metode tangkap segera dengan menggunakan Pipa paralon.
Ada pun prosedur nya adalah:
·         Pertama adalah mengambil Pipa paralon, kemudian masuk ke perairan yang akan diambil sampelnya.
·         Masukkan pipa paralon tersebut perlahan, tahan bagian atas nya dan tekan hingga dasar pipa paralon penembus lapisan dasar perairan.
·         Kemudian miringkan pipa paralon tersebut dengan kemiringan sudun 45 o C
·         Angkat perlahan pipa paralon tersebut, dan tetap tahan lubang bagian atas pipa agar material yang terbawa oel dasar pipa tidak jatuh.
·         Setelah itu, saring substrat yang terbawa dengan menggunakan saringan, hingga yang tersisa hanya organisme-organisme benthos yang hidup di perairan tersebut.
·         Setelah sampel sudah cukup, bawa sampel tesebut ke laboratorium untuk dianalisis dan diidentifikasi.
·         Kemudian buka buku identifikasi, tentukan spesies dari benthos yang telah diteukan tersebut.
·         Gambar dan beri keterangan spesies dari benthos tersebut kedalam buku hasil praktikum.
·         Lalu hitung keragaman dari seluruh benthos yang telah didapat dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tercantum didalm buku penuntun praktiku Ekologi Perairan.
·         Buat kesimpulan dari analisis yang telah dibuat.
K = P x 10.000 (cm)
      Luas Penampang alat(cm2)
 
Rumus Kelimpahan Benthos:


Keterangan:
K                     : Kelimpahan benthos (ind/l)
P                      : Individu yang ditemukan
10.000             :Merupakan kalibrasi dari 1 meter perkiraan kawasan      pelemparan alat (1 meter x 1 meter atau 100 cm x 100 cm)












IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1.       Menentukan Nilai Kelimpahan Benthos
Tabel 5. Hasil perhitungan kelimpahan Benthos:
Nama Jenis
Jumlah individu ditemukan (ind)
Luas bukaan alat yang digunakan (cm2)
Nilai kelimpahan janis (ind/m2)
Rissoa sa
2
Πr2t
3,14x(2,5)2x20
= 392,5
50,955
Auger shell
1
25,477
Marshallora advensa
15
382,165
Simnia patuh
3
76,433
Total
21

535,03


4.1.2.       Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
Tabel 6. Perhitungan keanekaragaman jenis benthos:

No

Nama jenis
Kelimpahan
(ni)
pi=ni
     N
Log pi
Log2 pi
pi log2 pi
1
Rissoa sa
50,955
0,095
-1,022
-3,393
-0,322
2
Auger shell
25,477
0,047
-1,327
-4,405
-0,207
3
Marshallora advensa
382,165
0,714
-0,14
-0,465
-0,332
4
Simnia patuh
76,433
0,142
-0,84
-2,789
-0,396

Total
535,03



-1,257

Nilai indeks H’=  1,257
                                         
4.1.3.       Indeks Dominasi Jenis (C’)
Tabel 7. Perhitungan dominasi jenis benthos:
No
Nama jenis
Kelimpahan
(ni/N) = pi
(ni/N)2 = pi2
1
Rissoa sa
50,955
0,095
0,000902
2
Auger shell
25,477
0,047
0,00022
3
Marshallora advensa
382,165
0,714
0,509
4
Simnia patuh
76,433
0,142
0,176

Total
535,03

=0,696

Maka, nilai indeks       C’ = 0,696
                                   
                                       
4.1.3. Indeks Keseragaman Jenis (E)
Tabel 4. Perhitungan keseragaman jenis benthos:
No
Nama jenis
1
Rissoa sa
2
Auger shell
3
Marshallora advensa
4
Simnia patuh

Total = 4 jenis

Maka nilai indeks keseragaman jenis (E) Nilai      = 0,631

4.2.Pembahasan
Setelah ada pengidentifikasian terhadap sampel yang telah ditemukan di lapangan, didapat pembahasan tentang benthos yaitu:

4.2.1.      Kelimpahan Benthos
Dari hasil pengidentifikasian didapat 4 jenis benthos yang ditemukan di waduk yaitu: Rissoa sa yang berjumlah 2 individu dengan nilai kelimpahan 50,955 ind/m2, Auger shell yang berjumlah 1 individu dengan nilai kelimpahan 25,477 ind/m2, Marshallora advensa yang berjumlah 15 individu dengan nilai kelimpahan 382,165 ind/m2 dan Simnia patuh yang berjumlah 3 individu dengan nilai kelimpahan 76, 433.

4.2.2.       Keanekaragaman Jenis Benthos
Dengan menggunakan rumus keanekaragaman yang telah ditentukan, di dapat nilai indeks keanekaragaman jenis untuk benthos sebesar 1,257. Berarti 1 < d (H’)  3 maka sebaran individu sedang atau keragamannnya sedang jadi lingkungan tersebut mengalami gangguan (tekanan) yang sedang atau struktur organisme yang ada sedang. (Menurut Shannon Weiner dalam Odum, 1971).

4.2.3.       Dominasi Jenis Benthos
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus dominasi jenis didapat nilai indeks dominasi jenis untuk benthos adalah sebesar 0,696. Berarti nilai C’ (Indeks dominasi) jenis dari plankton yang didapat antara 0-1, karena C’ yang didapat sebesar 0,696, maka nilai C’ mendekati 1 jadi ada jenis benthos yang mendominasi perairan waduk tersebut. (Menurut Shannon Weiner dalam Odum, 1971).

4.2.4.       Keseragaman Jenis Benthos
Dengan menggunakan rumus keseragaman jenis yang telah tercantum didalam buku penuntun praktikum, maka didapat nilai indeks keseragaman jenis dari benthos yaitu sebesar 0,631. Karena nilai indeks keseragaman jenis (E) < 0,5 berarti keseragaman organisme dalam perairan dalam hal ini adalah waduk sebagai objek penelitian berada dalam keadaan tidak seimbang, dimana terjadi persaingan baik terhadap tempat maupun terhadap makanan. (Menurut Weber, 1973).













V.      KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari hasil analisis dan identifikasi mengenai Benthos, dapat disimpulkan bahwa di perairan waduk fakultasa Perikanan dan Ilmu kelauatan, Universitas Riau memiliki tingkat kesuburan yang tinggi apabila dilihat  dari segi populasi benthosnya tergolong masih belum ada keragaman yang ada.
Berdasarkan perhitungan keanekaragaman dari benthos, sebaran individunya sedang atau keragamannnya sedang jadi lingkungan tersebut mengalami gangguan (tekanan) yang sedang atau struktur organisme yang ada sedang.
 Dilihat dari nilai dominasi benthos, keseragaman organisme nya berada dalam keadaan tidak seimbang, dimana terjadi persaingan baik terhadap tempat maupun terhadap makanan.          

4.2.Saran
Dalam proses  pelaksanaan praktikum ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperhatikan, bahwa mahasiswa sebagai praktikan perlu lebih serius dan disiplin dalam segala hal guna memaksimalkan tujuan yang akan dicapai setelah praktikum. 
Demi kelancaran dari Praktikum ini pada waktu yang akan datang alangkah baiknya jika kita semua dapat memahami dengan sepenuhnya tentang semua materi, prosedur dan bahan  yang dijadikan sample pada waktu praktikum dilaksanakan sehingga kita dapat mengetahui beberapa literature pendukung atau ilmu yang akan dijadikan acuan pada saat melakukan praktikum. serta diharapkan sarana dan prasarana  yang mendukung kegiatan pratikum ini dapat cukup memadai sehingga memudahkan  objek yang akan kita teliti.
Selain itu, hal yang sangat terpenting adalah agar praktikan membaca buku penuntun praktikum sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan. Guna memperlancar dan mempermudah para asisten dalam memberikan instruksi selama prakikum berlangsung, sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan efisien.




1 komentar:

  1. Slots777 casino site - Lucky Club
    Find Slots777 luckyclub.live casino site! Sign up, deposit £5 or more and if you like! The casino has the best odds of winning, and it has the best game

    BalasHapus